Minggu, 07 Desember 2014
Melanjutkan dari bahasan gw minggu lalu tentang penyebab
Perang Salib, sekarang akan gw bahas masalah pidato Paus Urbanus II di
Cleremont. Dari sebegitu banyaknya Paus yang telah ada, mungkin Urbanus II
adalah salah satu Paus yang paling dikenal di seluruh dunia. Prestasinya?
Apalagi kalau bukan karena pidato dia yang monumental tersebut. Memang
kadangkala pemimpin itu begitu dikenal karena magnet ketika ia berorasi. Hitler
contohnya, orasi dia Nurenberg itu fenomenal dan hanya segelintir orang Jerman
yang mau menutup pintu karena muak dengan propagandanya. Sisanya? Beuhhh…
Nurenberg, Heil!!!
Kembali ke masalah pidato Paus Urbanus II, sebetulnya agenda
utama di Cleremont itu bukan masalah Perang Salib (bahkan saat itu pun ide
perang salib belum dikenal public). Sidang di Cleremont tahun 1095 itu
sebenarnya masih satu rangkaian dengan siding di Piacenza , lagipula kalaupun
ada perbincangan perihal perang, seharusnya difokuskan untuk membantu Byzantium
bukan pada tema gangguan peziarah eropa saat ke holy land. Jika dilihat dari
agenda acara sendiri, pidato Paus dibacakan di sesi akhir sidang tepatnya di
tanggal 27 November 1095. Paus Urbanus begitu piawai dalam berpidato sehingga
berkali-kali hadirin yang mendengar berteriak “Deus Vult! Deus Vult!” atau kalau
diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi “Tuhan menghendakinya! Tuhan menghendakinya!”
Perihal isi dari pidato Paus sendiri cukup jamak alias
banyak versinya. Setidaknya ada empat versi yang dapat diverifikasi. Masalahnya
dari versi-versi tersebut ditulis dalam jangka waktu yang cukup lama dari hari
dimana Paus berpidato. Catatan dari Fulbert of Chartres ditulis tahun 1101,
Robert The Monk tahun 1107, Baldric of Dol tahun 1108, Guibert the Nogent tahun
1109, William of Malmesbury 30 tahun setelah perang salib. Jadi versi tercepat pun ditulis 6 tahun pasca
hari pidato Paus. Enam tahun loh….
Lumayan lama kan? Sangat mungkin naskah-naskah tersebut telah disusupi
penambahan-penambahan atas dasar emosional setelah Paus membacakan pidatonya.
Suasana ketika Paus Urbanus II berpidato, by artist
Mari kita lihat naskah dari Robert the Monk berikut
“Bangsa Perancis, bangsa yang hidup di seberang pegunungan
Alpen, bangsa pilihan dan kecintaan Tuhan, sebagaimana secara menggembirakan
Nampak pada perbuatan kalian, berbeda dengan bangsa-bangsa lainya sebagaimana
keadaan di tanah kalian dan keyakinan Katholik, kalian seperti penghormatan
yang kalian tunjukkan pada Gereja Suci; kepada kalian kami tujukan kesedihan
kami dan kepada kalian kami sampaikan nasihat kami…..
Laporan yang memilukan telah datang dari negeri-negeri di
sekitar Yerusalem dan dari Kota Konstantinopel. Bahwa masyarakat dari
kerajaannya orang-orang Persia, suatu bangsa yang asing, suatu bangsa yang
sepenuhnya asing bagi Tuhan, telah menginvasi tanah Umat Kristiani, telah
mengurangi jumlah penduduknya dengan pedang, perampokan, dan kobaran api dan
telah membawa sebagian penduduknya sebagai tawanan ke tanah mereka sendiri,
telah menghabisi yang lainnya dengan pembunuhan yang memilukan dan telah
sepenuhnya meratakan gereja-gereja Tuhan ke atas tanah dan telah memperbudak
penduduknya untuk mengikuti ritual mereka.
Orang-orang ini telah menghancurkan altar-altar dan
mengotorinya dengan praktik-praktik mereka yang menyimpang, mereka memotong
pusar orang yang mereka pilih untuk disiksa dengan kematian yang menjijikkan,
mereka mengikat beberapa orang untuk ditandai dan dibidik dengan anak panah,
mereka memerintahkan yang lainya untuk memukulnya dengan pedang mereka, untuk
mengetahui apakah mereka mampu memenggal kepala mereka dengan sekali ayunan
pedang.
Apa yang dapat saya katakan berkenaan dengan pemerkosaan
yang mengerikan terhadap wanita, yang membicarakan tentangnya lebih banyak
mengundang keburukan daripada tidak menceritakannya? Atas kalian, karenanya,
sebuah tugas terbentang di hadapan untuk menuntut balas dan menebus keadaan,
jika bukan atas kalian, yang diatas segala bangsa telah dikaruniakan Tuhan
kejayaan yang hebat dalam persenjataan, kebesaran hati, ketangguhan tubuh, dan
kekuatan untuk merendahkan siapapun yang menentang kalian?
Semoga kisah-kisah para leluhur dapat menggerakkan dan
menggairahkan jiwamu menjadi kuat, nilai dan kebesaran Raja Charlemagne dan
anaknya, Louis, serta raja-rajamu yang lainnya, yang menghancurkan
kerajaan-kerajaan pagan dan menambahkan batas-batas wilayah mereka pada Gereja
suci.
Semoga kalian secara khusus tergerak oleh Makam Suci Tuhan
dan Penyelamat kita, yang berada di tangan bangsa-bangsa yang kotor, dan
tergerak oleh tempat-tempat suci yang kini diperlakukan tidak hormat dan
dicemarkan secara tidak sopan oleh praktik-praktik mereka yang tidak bersih.
Wahai tentara yang paling tangguh dan keturunan orang-orang
yang tak terkalahkan, jangan tunjukkan dirimu lemah dari pendahulumu, tapi
ingatlah kekuatan mereka! Karena tanah yang kalian diami ini disekat oleh laut,
dikelilingi oleh mata rantai pegunungan, dan dipenuhi oleh bilanganmu; ia tidak
dilimpahi kekayaan yang berlebihan dan jarang mencukupi bahan makannya untuk
kaum petaninya saja. Itulah sebabnya
mengapa kalian saling ganyang dan saling rebut di antara sesama kalian,
melakukan peperangan bahkan satu dan lainya saat kalian saling menyerang .
Hentikan kebencian diantara kalian, tahan permusuhan, hentikan peperangan, dan
selesaikan semua perselisihan. Tempuhlah jalan menuju Holy Sepulcher,
selamatkan tanahnya dari ras yang mengerikan dan jadikan diri kalian memerintah
atasnya, karena tanah itu, sebagaimana yang disebutkan oleh kitab suci, dialiri
oleh susu dan madu yang diberikan oleh Tuhan sebagai milik anak-anak Israel.
Kota kerajaan ini, yang terletak di pusat dunia, sekarang
menjadi tawnan musuh-musuhnya dan diperbudak oleh ritual-ritual pagan oleh
orang-orang yang tidak mengakui Tuhan. Sehingga ia memohon dan berdoa untuk
dibebaskan dan terus menerus menyeru kalian untuk datang membantunya.
Namun kami tidak memerintahkan atau mendesak orang-orang tua
atau mereka yang lemah atau mereka yang tidak mampu mengangkat senjata dan
tidak mampu menempuh perjalanan ini; jangan juga kaum wanita pergi tanpa
disertai oleh suami atau saudara laki-laki mereka atau tanpa ijin resmi. Orang-orang
semacam ini akan lebih menjadi penghalang daripada penolong, lebih menjadi
beban daripada memberikan keuntungan.
Sekali lagi, karena rentang waktu yang terlalu lama maka
kita tidak bisa memastikan apakah Teks diatas memang valid benar-benar ucapan
Paus Urbanus II atau sudah ditambahi dan dilebih-lebihkan. Namun, jika melihat
kelakuan Crussader di Perang Salib season 1 ( kl sempet, kapan-kapan gw bahas)
yang begitu beringas (bahkan ada kasus
mereka melakukan kanibalisme ketika invasi ke salah satu kota muslim, plus pidato komandan Crussader ketika hendak
menjebol pertahanan Yerussalem) sangat kuat mengisyaratkan jika semangat yang
dibangun Paus memang tepat seperti pidatonya di Cleremont. Yang pasti, kalau kalian cermati isi teks
diatas maka gw harus sampaikan bahwa penggambaran muslim oleh Paus Urbanus II
di pidato diatas hanyalah karangan semata, jauh dari realita yang terjadi. (silahkan baca teks yang gw underline)
Lucunya, kini justru muslim sendiri ( oknum loh ya, oknum.
Uhuk…) yang membuat-buat berita untuk melegitimasi semangat anti-kemapanan. Ya Yahudilah, Ya
Amerikalah, Ya Syi’ah lah, sampe-sampe imunisasi dianggap senjata yahudi untuk
mendominasi dunia. Dan karena yang ngomong itu ustadz, situs islami, dan
murobbi’ langsung deh percaya. Mirip ma kristiani yang langsung percaya ma
propaganda Paus di Cleremont karena Paus itu suci dan pasti benar.
Sebenernya masih ada empat versi pidato Paus yang lain tapi
gw capek nulisnya. Kalau sempet nanti gw tambahin deh ( walaupun sebenernya makna
nya sih sama aja dari satu versi dengan versi lainnya hanya saja isi teksnya berbeda)