Minggu, 23 November 2014
Perang Salib, suatu perang yang disebut-sebut sebagai salah
satu perang yang merubah dunia. Perang ini berlangsung dalam periode masa yang
cukup panjang hingga berjilid-jilid. Di perang ini pula bertemua dua pihak yang
berseteru, muslim dan Kristen di dalam suatau masa yang menarik dimana mereka
ternyata tidak hanya berperang satu sama lain bahkan ada momentum tertentu
dimana mereka dapat bersatu untuk melawan musuh dipihak mereka sendiri. Thus,
perseteruan dua agama ini juga membuat ada pertemuan budaya yang hingga kini
selalu menarik untuk dibahas. Banyak ahli yang bilang kalau perang salib inilah
yang merubah eropa kemudian menjadi yang kita kenal sekarang. Perang Salib
menjadi inspirasi eropa untuk bangkit membuang radikalisme agama yang ternyata
membuat mereka tak bias maju. Ya, eropa sadar untuk mereformasi tata hidup
agama-sosial mereka ya salah satunya karena peristiwa perang salib ini.
Nah kali ini gw tertarik untuk bahas lagi masalah perang
salib. Sebenernya dulu pernah gw bahas tapi ya menurut gw sih bahasan gw itu
dulu jauh dari lengkap. Disini kemungkinan bakal gw bahas lengkap. Untuk edisi
kali ini, yang mau gw bahas adalah perihal sebab-sebab Perang Salib. Kenapa gw
mau bahas? Karena menurut gw ini penting. Sebenernya, pola-pola penyebaran kebencian,
propaganda, dan alas an politis serta ekonomis yang melebur dalam fanatisme
agama di era pra-perang salib itu masih relevan (kalo gak mau gw bilang mirip)
dengan situasi di era sekarang. Gw saranin sih kalo anda memang minat tau
tentang perang salib, dan anda adalah muslim, segera jauhi sumber-sumber islam
radikal yang membahas perang salib. Kenapa? Karena bahasan mereka itu dangkal.
Ujung-ujungnya kalian akan digiring untuk melihat akar perang salib adalah dari
kebencian agama Kristen yang bersumber dari ajaran agama mereka kepada muslim.
Seolah-olah sudah jadi tabiat Kristen untuk benci kepada islam forever and
always. Ini absurb, karena sebab-sebab itu sebenernya gak sesederhana pikiran
mereka.
Lalu gimana sebenernya penyebab perang salib? Here we go
Masa-masa sebelum perang salib adalah masa yang sulit bagi
institusi kepausan. Bagaimana tidak, di masa itu kepausan sedang terancam
eksistensinya akibat adanya Paus tandingan yang biasa disebut anti pope. Siapa itu anti-pope?
Anti-pope adalah Paus yang tunduk kepada kehendak Henry IV. Jadi gini, ketika
Henry IV menjadi kaisar Holy Roman Empire ia menginginkan institusi kepausan
tunduk kepada institusi kekaisaran karena bagaimanapun juga Holy Roman Emprire
bagi sang kaisar adalah kelanjutan dari romawi barat, sebuah kerajaan besar
yang membidani kelahiran kepausan bahkan kekristenan. Nah tentu saja ide sang
kaisar ini ditolak oleh Paus di Roma, Paus masih berpendapat bahwa semua
kerajaan Kristen bahkan kekaisaran Holy Roman Empire sekalipun seharusnya tunduk
kepada Paus di Roma. Masalahnya, saat itu posisi Henry IV sedang kuat dan
posisi Paus memang sedang lemah. Akibatnya, anti-pope berhasil mengusir Paus
untuk keluar dari Roma. Untunya, setelah beberapa lama Paus yang asli mampu
kembali ke kota Roma mengusir anti-pope, di tahun 1093. Namun tetap saja
kedudukan Paus masih lemah. Nah Paus Urbanus II yang famous itu muncul di era
ini. Paus Urbanus II sangat sangat butuh dukungan politis untuk mempertahankan
kedudukan Paus didalam permusuhannya dengan kekaisaran Holy Roman Empire.
Makanya ketika tiba-tiba sang Paus dapat surat ajakan bersatu dari kekaisaran
Byzantium, ia begitu gembira. Sangat-sangat gembira.
Gambar anti-pope Felix V
Ada apa dengan Byzantium? Kenapa kerajaan lawas ini
tiba-tiba minta aliansi dengan Paus? Padahal kekristenan Byzantium dan Paus itu
bermusuhan. Ternyata, saat itu Byzantium sedang bermasalah karena baru saja
kalah dalam perang manzikert melawan kesultanan Rum. Akibatnya, wilayah
kesultanan Rum meluas dan Byzantium semakin terdesak ke barat Surat itu ditulis
oleh Alexius Comnenus sang kaisar Byzantium yang intinya Byzantium menginginkan
bantuan pasukan dari barat untuk mengamankan wilayah Byzantium dari desakan
muslim. Surat itu dikirimkan pada tahun 1095, dua tahun pasca keberhasilan Paus
mengusir anti-pope dari roma. Dan ternyata surat itu datang di waktu yang tepat
karena saat itu sedang ada sidang gereja di Piacenza.
Perang Manzikert
Bisa diabayangkan dong bagaimana gembiranya Paus, aliansi
dengan Byzantium tentu akan membuat holy roman empire akan berpikir seratus
kali jika ingin memangkas kuasa Paus. Paus Urbanus II hanya perlu membuat
sebuah rencana jitu untuk membuat masyarakat eropa mengikutinya dan mau
mengangkat senjata bersama dirinya dan Byzantium, dan holy roman empire tentu
akan gigit jari dibuatnya. Yah, gimanapun juga kata-kata lebih mudah daripada
perbuatan. Dan Paus pun cukup bingung memikirkan cara untuk mempersatukan eropa
agar mau berperang demi dirinya dan Byzantium.
Sebenarnya Paus Urbanus II bukan yang pertama punya ide
untuk mengirim pasukan dan beraliansi dengan Byzantium. Gregory VII telah
memulainya tapi Gregory VII tak mampu melaksanakannya karena seruannya tidak
digubris masyarakat Eropa. Kenapa? Karena sebenernya konsep tentang Perang suci
(perang atas nama Paus ) itu tidak dikenal dalam tradisi Kristen. Kalaupun ada,
namanya adalah Just War, Perang atas nama keadilan. Jadi ya jika tidak ada
pemantiknya tentu seruan Paus agar eropa angkat senjata demi dirinya tidak
akan dipedulikan. Nah inspirasi dating
ketika Urbanus II melihat masyarakat eropa secara mendalam. Ia menemukan suatu
paradox dalam masyarakat eropa yang akan ia olah untuk ambisinya. Apa paradox
itu? Situasi sosiologis masyarakat eropa yang Bengal, kejam, barbar, tapi alim.
Aneh kan?
Orang Eropa di era itu dijangkiti suatu situasi yang cukup
membingungkan. Mereka begitu mudah saling bunuh, tikam, dijalanan. Mereka tidak
dapat merasa aman karena jalanan dipenuhi krimanl-kriminal yang merajalela, di
sisi lain para bangsawan yang seharusnya member contoh kepada masyarakat juga
tidak peduli bahkan mereka juga trut berperang satu sama lain. Satu-satunya
entitas social yang masih waras adalah kaum agamawan. Gereja-gereja sudah
berkali-kali berusaha untuk memperingati mereka agar mereka bertaubat dan tidak
melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan agama seperti itu. Namun,
seruan itu tidak digubris. Tapi walaupun seruan mereka tidak digubris, kaum
agamawan tidak pernah diganggu oleh para criminal karena ternyata kaum criminal
itu sendiri sebenernya sangat alim dan menghormati agama.
Baik para criminal, kaum miskin, dan kaum bangsawan,
semuanya sebenarnya sangat menghormati orang-orang suci dan sangat menginginkan
untuk berangkat ke tanah suci yerussalem untuk berziarah ke rumah Tuhan. Bahkan
mereka pun sangat suka mengambil benda yang mereka peroleh di holy land untuk
mereka jadikan jimat keajaiban. (Gw sebenernya juga bingung kenapa bisa ada
paradox kayak gini. Butuh suatu kajian sosiologis mendalam untuk tau apa yang
terjadi disana ketika itu. Sayangnya itu sulit).
Gotcha! Inilah celah bagi Paus Urbanus II. Ia akan mampu
memobilisasi masyarakat eropa jika ia mampu memainkan isu holy land. Dan memang
saat itu ziarah ke tanah suci agak sulit karena efek perang manzikert masih
terasa sehingga pihak muslim sendiri masih berjaga-jaga dan mengawasi para
peziarah Kristen. Thus, perebutan pengaruh kekhalifahan abbasiyah vs
kekhalifahan fathimiyah juga membuat situasi disana agak panas dimana terdapat
oknum-oknum muslim yang memeras para peziarah eropa dan itu cukup meganggu.
Lalu apakah situasi itu berpengaruh signifikan atas kedatangan peziarah?
Ternyata tidak. Arus peziarah tetap saja tinggi. Nah situasi-situasi yang
sebenernya tidak begitu berpengruh inilah yang didramatisir oleh Paus Urbanus
II untuk membuat seolah-olah sedang terjadi situasi yang gawat dan mendesak
masyarakat eropa betindak bersamanya membebaskan tanah suci.
Gambar peziarah eropa ke Jerusalem
Dan dimulaiah proyek propaganda Urbanus II guna mengesankan
situasi tanah suci sedang begitu gawat sekali. Setelah beberapa lama,
propaganda ini sangat sukses! Masyarakat eropa begitu marah atas isu bahwa
muslim sudah berbuat yang tidak baik di tanah suci, dan tanah suci itu harus
dibebaskan dari muslim! Tentu urbanus II begitu gembira karena propaganda yang
ia lancarkan sukses. Dan propaganda ini akan mencapai puncaknya pada rapat
akbar di Clermont dimana disini Paus Urbanus II membakar semangat dan kemarahan
eropa untuk berangkat ke tanah suci untuk berperang. Dan Holy Roman Empire pun hanya mampu tertegun
melihat musuh mereka, Urbanus II sukses merebut pengaruh di eropa.
Paus Urbanus II
Jadi, kalau mau disimpulkan penyebab perang salib adalah
paus yang lagi berantem dengan holy roman empire dapat angin dengan adanya
permintaan aliansi oleh Byzantium dalam bentuk pasukan bersama guna menanggulangi
bahaya kesultanan rum akibat perang manzikert. Untuk memenuhi hal itu, Paus langsung membuat isu bahwa keadaan tanah
suci begitu gawat akibat ulah muslim dengan memanfaatkan situasi sosiologis
masyarakat eropa era itu yang sedang mengalami paradox. Dengan begitu, Paus urbanus II berhasil
menundukkan eropa, berhasil menggalang aliansi dengan Byzantium, dan berhasil
mengahalau ancaman dari Holy Roman Empire.
Next, akan gw bahas isi pidato propaganda Paus Urbanus II di
cleremont
0 komentar:
Posting Komentar