Fakta dibalik liberalisme di Amerika

Jumat, 15 April 2011

Akhir-akhir ini di kelas gw lagi rame masalah neoliberalisme. Ada dosen yang semangat benar-benar anti neolib, ada juga dosen yang malu-malu bersikap tentang neolib. Anak-anak di kelas gw seh kayaknya anti neolib, tapi gw juga gak tau persis apa jangan-jangan ada juga kader neolib di kelas gw. Hmmmm gw jadi ikut-ikutan nyelidikin neolib neh.

Selama ini neolib selalu berkoar-koar masalah "rugged individulisme' ala presiden Hoover yang terkenal itu, Ya. Neolib ingin mengembalikan era kejayaan liberalisme sebelum runtuh di tahun 1929. tahun 1920-an itu dengan pongahnya rakyat Amrik mengklaim "American Dreams" mereka sudah tercapai. Emang secara kasat mata rakyat amerika mencapai puncak kemakmuran, tapi apa benar itu semua? Apa jangan-jangan kita udah ditipu oleh media? (sory, agak postmo neh gw. He)

Pertama-tama gw jabarin dulu gimana "kemakmuran" orang Amrik jaman itu. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kemakmuran di Amerika tahun 1920-an adalah pertumbuhan pesat industri mobil. Sekitar tahun 1928, satu diantara 3 keluarga di Amrik punya paling dikit satu mobil. Sekitar tahun 1928 ada 24 juta mobil di Amrik, 17 juta lebih banyak dari tahun 1919. Kenapa bisa gitu? Ya semenjak ditemukannya cara-cara yang lebih cepat dalam memproduksi berbagai suku cadang di pabrik-pabrik, harga mobil menjadi lebih murah. Mobil yang paling populer jaman itu namanya mobil Ford model T. Nah mobil ini di tahun 1909 harganya $ 1.200, tapi tahun 1928 turun jadi $ 295.

Thomas Adam, seorang pensiunan pengusaha mengingat kejadian jaman itu : "Saya beranggapan bahwa ditahun 1920-an negara menghadapi bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dalam kehidupan saya. Kelihatannya saja Amerika telah meraih "American Dreams" ; "Setiap tahun lebih banyak uang yang bisa dinikmati setiap orang". Dalam beberapa tahun saja, kira-kira pada tahun 1918 sampai dengan tahun 1924, segala sesuatunya berubah sama sekali. Tiba-tiba sja setiap orang memiliki sepeda motor. Seolah-olah kita semua meraih kebebasan berkat Henry Ford, apa yang kita selanjutnya perlukan adalah membuat lebih banyak lagi mobil dan membangun rumah-rumah yang lebih besar akan tetapi kitapun mulai sadar bahwa bersamaan dengan diproduksi mobil-mobil Ford maka sebagai akibatnya, timbullah debu, kotoran serta kerap terjadi tabrakan kendaraan-kendaraan tersebut"


Mobil Ford model T


Itu dari industri mobil, belum dari industri lain yang naik daun semisal industri radio dan film. Tahun 1929 sepuluh juta rumah tangga tpunya radio. Industri film pusatnya di Hollywood, daerah pinggiran Los Angelos di California. Film jaman itu masih film bisu, tapi tahun 1930 film bersuara mulai dibuat, namanya "Talkies". Nah trend jaman itu ya jadi orang maen ke bioskop, smboyannya : " kau adalah redneck kalau gak pergi ke bioskop" mungkin kl di Indonesia jadi "Lo Alay kalo gak ke bioskop". Nah mulai dah selebriti jadi tokoh-tokoh yang dikenal di rumah tangga dan tentu saja pembuat film dapat untung yang luar biasa. Demam film ini menyebar sampai keluar Amrik. Biasanya film jaman itu tentang koboy, suku indian merah, gangster, dan orang-orang kaya. Ini juga yang bikin rakyat Amrik dan rakyat yang ngimpor film tentang Amrik jadi punya pandangan salah tentang Amrik ; penduduknya tinggal di kota-kota besar daan udah pasti orang kaya.

Film Bisu


Nah secara keseluruhan, ada dua golongan di Amrik yang tidak ikut menikmati manfaat "kemakmuran" tahun 1920-an yaitu para petani dan 12 juta penduduk kulit hitam. Kenapa petani gak kebagian duren kemakmuran liberalisme? Karena mereka adalah korban dari penerapan pajak masuk barang asing di Amrik. Jadi, barang impor di Amrik mahal akibatnya negara pengekspor barang ke Amrik dapat uang yang sedikit dan negara pengekspor ini juga membeli sedikit produk pertanian Amerika yang diekspor oleh Amerika ke negara mereka. Karena yang beli dikit, kehidupan petani jadi sengsara. Trus bagaimana dengan orang kulit hitam? Nasib tragis orang kulit hitam karena mereka gak mengenal kata lain selain kemiskinan, apalagi di daerah selatan Amerika itu orang kulit hitam nestapa plus miris abis. Di wilayah selatan orang kulit putih menggunakan hukum seenak mereka sendiri dan menghukum kulit hitam seenak jidat mereka. Hal ini disebut "Lyncing". Nah di selatan jaman itu ada organisasi yang namanya "Ku Klux Klan". Kerjaan mereka merampok dan menteror warga kulit hitam karena menurut mereka orang-orang kulit hitam itu golongan "UnAmerican". Selain orang kulit hitam, orang Yahudi dan Penganut Roma Katolik juga diteror oleh kelompok ini. (Sssst... ternyata sampai sekarang organisasi Ku Klux Klan ini masih ada)

Karena nestapa yang mereka dapat banyak orang kulit hitam yang berpendapat masa depan kulit hitam adalah kembali ke Afrika.

Klu Klux Klan


Hukuman "Lyncing" untuk kulit hitam


Petani Amerika

Melihat sesuatu dari dua sisi itu penting, liberalisme ( sekarang disempurnakan jadi neoliberal) pasti punya sisi lain yang perlu untuk diketahui orang. Tahu keadaan keseluruhan dari Amerika Serikat sebagai dedengkot liberalisme cukup penting menurut gw. Buat kalian yang neolib sory ya... negara panutan lo gw buka.

0 komentar: