Ruhani Baru ( The New Soul) : When Mystics become Scietific?

Kamis, 30 Juni 2011

Akhir-akhir ini gw mengalami kejadian yang rada-rada mistis. Tapi positifnya, gw jadi terinspirasi dan akhirnya mendapat fakta baru tentang aliran yang menurut gw cukup aneh tapi menarik buat di eksplor. Pernah berfikir tentang ngebuat hal-hal mistis kayak sihir, kerasukan, penampakan, mediasi roh, hunting hantu, pemanggilan arwah, black knowledge, pesugihan, dan lain-lain jadi ilmiah? Yoi, seperti yang udah gw bilang bahwa dunia ini luas jadi gak ada yang gak mungkin terjadi di kolong langit yang panas ini. Nah ada sebuah lembaga penelitian yang mencoba buat bikin hal-hal dan fenomena mistis jadi ilmiah. Tentunya lembaga atau komunitas ini sampai hari ini jadi kontroversi di masyarakat umum maupun di kalangan ilmuwan sendiri. Lembaga ini bernama “The New Soul” atau “Ar-Ruhiyah Al-haditsah” atau kalau diterjemahin ke Bahasa jadi “Ruhani Baru”.

Emmm… cukup sulit buat melacak asal-usul dari komunitas ini. Mungkin karena agak-agak misterius juga. Dulu, komunitas yang gw tau kerjaannya melakukan hal-hal mistis kayak gini Cuma illuminati dengan freemasonry-nya dan tentu saja kejawen macem dukun atau ahli Voodoo mungkin. Nah, Ruhani Baru ini punya banyak tokoh-tokoh terkemukanya, yakni

1. J. Arthur Fenday, penulis buku “Di Sekitar Dunia Ether”

2. Adlin Frederick Bourez, penulis buku “Fenomena Ruang Menghadirkan Ruh”

3. Arthur Conan Doyle (?), penulis buku “Di Sekitar Yang Misterius”

4. David Wajid

5. Mrs. Wood Smith

6. Prof. Ahmad Fahmi Abul Khair, sekjen Lembaga Penelitian Ruh Mesir

7. Prof. Wahid Dous, ketua Lembaga Penelitian Ruh 1985

8. Dr. Abdul Jalil Radhi

9. Hasan Abdul Wahab

10. Halim Damous, seorang penyair Lebanon

Trus gimana seh ajaran dari lembaga/komunitas ini? Jadi menurut mereka Ruh itu bukan sesuatu yang abstrak tapi merupakan sesuatu yang dapat diraba. Nah oleh sebab itu mereka meyakini dapat menjadikan atau menggunakan ruh sebagai penolong manusia, seperti menjadi dokter, peramal, tentara, informan harta karun, dan lain sebagainya. Lalu, mereka juga mengklaim bahwa Ruh adalah utusan tuhan untuk membantu umat manusia. Karena mereka mengaku bahwa dapat menjadikan yang mistis menjadi ilmiah, maka mereka sering mengadakan gelar ilmiah pemanggilan ruh. Tentu saja hal ini banyak ditentang oleh ilmuwan ilmuwan terkait, bahkan ada majalah “Scientific American” mengumumkan akan memberikan hadiah uang yang besar jika ada yang mampu membuktikan gejala-gejala keruhanian kelompok ini secara benar-benar ilmiah.

Biasanya, komunitas Ruhani baru menghadirkan roh di kamar-kamar khusus yang remang-remang dalam cahaya kemerah-mrahan karena mereka menganggap bahwa roh bisa terlihat dalam cahaya infra merah. Saat itulah ada momen masuknya roh kedalam medium manusia untuk diajak berkomunikasi medium manusia inilah yang oleh mereka disebut sebagai “perantara”. Nah mereka menganggap bahwa para Nabi dahulu juga sebagai seorang “perantara”. Seorang perantara dapat melihat segala seuatu yang tidak tampak, mendengar sesuatu yang tak terdengar, mampu menulis langsung dan punya kemampuan telepati. Makanya, mukjizat dari nabi itu hanyalah sebuah gejala keruihanian. Lalu bagaimana dengan Tuhan? Mereka tidak mempercayai Tuhan “konvensional”, karena mereka menilai Tuhan yang dipercayai oleh kalangan agama saat ini bukanlah Tuhan karena terlalu banyak sifat manusianya sehingga kemungkinan besar Tuhan yang dipercayai oleh kalangan agama hanyalah seorang Roh. Jadi, mereka memiliki Tuhan sendiri yang benar-benar bersifat Tuhan bukan Roh. Surga dan Neraka menurut mereka adalah sebuah kondisi mental yang dijelmakan oleh pikiran dan dibuat oleh khayalan.

Kenapa manusia modern tak mampu menjangkau ilmu ruh? Itu karena manusia modern menurut mereka lemah ilmu rohnya sehingga komunitas Ruhani Baru ini mengagunggkan orang-orang dahulu seperti suku Inka, Maya, Aztec, Mesir Kuno dan sebagainya sebagai kaum yang memiliki Ilmu Roh yang hebat.

Gimana? Ada yang tertarik? Gw seh ogah. Buat yang tertarik mengeksplor komunitas ini lo bisa liat majalah-majalah mereka. Di Timur Tengah mereka menerbitkan majalah-majalah yang cukup laris di pasaran. Majalah-majalah tersebut yakni Shabah Al-Khair, Akhir Al-Sa’ah, Al-Mushawir, Al-Muqthathaf, Koran Al-Ahram, dan tentunya Majalah Alam al-Ruh yang jadi majalah Resmi aliran ini di Timteng.